Sabtu, 21 November 2015

Karma Phala

KARMA PHALA

*       Pengertian Hukum Karma
Karma berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kerja atau berbuat.
Konsep hukum karma adalah bahwa setiap perbuatan akan memberikan hasil yang disebut ( phala ). Sehingga setiap hasil yang dipetik atau diterima oleh seseorang atas perbuatannya disebut karma phala.
Hukum karma adalah hukum Tuhan yang berlaku bagi semua orang. Tidak memandang apakah orang tersebut percaya atau tidak hukum karma tetap berlaku. Seperti hukum terbitnya matahari dari timur, orang buta ataupun orang eskimo yang tidak pernah melihat matahari, bukan berarti matahari tidak ada. Matahari tetap terbit dari timur. Demikianlah hukum karma berlaku bagi semua umat manusia dari semua negara, semua suku bangsa dan semua agama. Dalam ajaran Hindu , hukum karma merupakan ajaran sebagai landasan ajaran etika dan pegangan dalam mencapai tujuan hidup.
Karma atau perbuatan ini ada tiga bentuk yaitu karma yang dilakukan oleh pikiran ( Manah ), karma dalam bentuk ucapan (Waca ), dan karma dalam bentuk tindakan jasmanani ( Kaya ). Jadi apapun bentuk aktivitas seseorang pasti ada phalanya (hasilnya) .Ini berarti tidak ada perbuatan yang tanpa membuahkan hasil, sekecil apapun kegiatan tersebut. Sedangkan jika dilihat dari baik buruknya maka perbuatan yang baik disebut Subha karma dan perbuatan yang buruk disebut Asubha karma.

*       Proses berlakunya karma phala
Setiap aktivitas karma seseorang didasari oleh keinginan ( Iccha ). Timbulnya keinginan akan direspon oleh pikiran. Pikiran inilah yang akan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan dalam bentuk ucapan ataupun tindakan jasmani. Keputusan pikiran sangat ditentukan oleh pengetahuan (jnana), kebijaksanaan ( Wiweka), pengalaman hidup serta karmawasana seseorang.

Jika digambarkan maka proses karma seseorang sebagai berikut :
https://manacikapura.files.wordpress.com/2011/08/karma2.jpg?w=300&h=166
 









*       Wujud Karma phala
Banyak orang menafsirkan bahwa wujud dari karma phala ( hasil perbuatan ) seseorang adalah berbentuk materi, seperti kekayaan, kecantikan atau ketampanan, jabatan, kehormatan dan sebagainya yang semata-mata diukur dari segi materi. Secara garis besar memang wujud karmaphala ada dua yaitu berbentuk fisik dan psikis( batin). Artinya hasil dari perbuatan tersebut dapat dirasakan secara langsung oleh badan jasmani melalui panca indria atau juga bisa memberikan suasana batin tertentu pada seseorang.
Contoh:
Jika seseorang pernah berbuat baik misalnya membantu orang yang jatuh di jalan , suatu saat ketika dia terjatuh di jalan akan ada orang lain yang menolong. Ini adalah phala secara fisik.
Contoh lain mungkin ada orang yang suka menipu justru akan membuat hatinya tersiksa karena selalu was-was, selalu berprasangka bahwa tipu dayanya akan ketahuan oleh orang lain. Ini berarti secara psikis dia menderita.
Wujud dari karmaphala yang akan diterima seseorang tidak dapat dipastikan. Artinya hasil karma tersebut bisa saja berbentuk fisik, atau psikis, ataupun kedua nya yaitu fisik dan psikis. Demikian pula kapan waktunya akan diterima seseorang atas perbuatannya juga merupakan rahasia Hyang Widhi. Yang jelas bahwa karmaphala itu ada dan akan hadir tepat pada waktunya.
Diatas kedua wujud karmaphala di atas yang terpenting untuk menjadi tolok ukur atas hasil perbuatan seseorang adalah akibat dari wujud karmaphala tersebut.
Artinya seseorang yang menerima karmaphala baik berwujud fisik maupun psikis apakah mengakibatkan adanya peningkatan kualitas sradha atau tidak. Apakah menyebabkan kebahagiaan atau penderitaan?
Contoh :
Seseorang yang mendapatkan uang sangat banyak dari hasil judi, diukur dari segi fisik tentu menyenangkan. Tetapi kemenangan itu justru menyebabkan dia semakin tergila-gila pada judi, suka berfoya-foya semata-mata memenuhi nafsu keinginannya. Suatu saat jika dia kalah berjudi maka kekesalan dan kemarahannya akan dilempahkan pada orang lain, seperti anak atau istrinya.
Ini menunjukkan bahwa uang yang diperoleh dari hasil judi tersebut bukan karmaphala yang baik, karena akibat dari uang yang diterima terebut justrui menjerumuskan dirinya pada karma-karma yang lebih buruk.
Contoh lain mungkin ada seseorang yang secara fisik cacat jasmani, tetapi dengan kekurangannya tersebut memberikan dia inspirasi dan kesadaran bahwa hidup ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, sehingga dia menjadi orang yang teguh sradha bhakti, serta senantiasa merasa tentram . Jadi cacat jasmani tersebut bukan hasil karma buruk tetapi merupakan hasil karma baik yang membawa kebahagiaan bagi dirinya. Seperti halnya seseorang minum obat pahit untuk kesembuhan dari penyakitnya.
Kesimpulannya:
Karmaphala yang baik adalah yang dapat meningkatkan kualitas sradha bhakti untuk mencapai kebahagiaan lahir batin ( moksartham jagat hita )
Karmaphala yang buruk adalah yang menyebabkan seseorang menderita lahir batin dan menurunkan kualitas sradha bhakti.
§  Dampak karma bagi seseorang
Setiap karma yang dilakukan setidak-tidaknya ada tiga akibat yang terjadi :
§  Karma akan memberi akibat atau balasan atas setiap perbuatan manusia. Baik atau buruk yang akan diterima sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya.
§  Karma akan memberi kesan tersendiri kepada pelakunya yang akan melekat pada pikiran pelakunya.
§  Karma akan membentuk kepribadian seseorang.
Karma yang memberi kesan dan menjadi kepribadian jiwatman inilah yang merupakan karmawasana setiap orang, selalu melekat pada setiap kelahirannya.
*       Tiga Macam Karma
Jika dilihat dari segi waktu hasil karma seseorang maka dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1.      Sanchita Karma
2.      Prarabdha Karma
3.      Kryamana Karma
Sancitha karma adalah hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang.
Prarabdha karma adalah karma atau perbuatan seseorang yang pahalanya langsung diterima pada kehidupan ini.
Kryamana karma adalah hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang..
Meskipun kita menggolongkan karma tersebut seperti di atas tetapi dalam kenyataan sangat sulit bagi kita untuk mengidentifikasi setiap karma yang kita terima saat ini. Mengenai kapan waktu kita akan menerima pahala atas karma yang kita lakukan juga merupakan rahasia Ida sang Hyang Widhi.
Manfaat kita mengetahui jenis-jenis karma tersebut adalah untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada Hyang Widhi. Kita harus yakin bahwa apapun yang kita alami pada kehidupan ini adalah hasil perbuatan diri sendiri. Bukan karena orang lain. Bisa saja merupakan pahala atas karma kita pada kehidupan terdahulu, atau pahala atas karma kita masa kini.
Oleh karena itu yang terbaik harus dilakukan adalah melaksanakan tugas sebaik-baiknya, selalu berbuat kebaikan serta tetap yakin dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Laksanakan semua kewajiban sebagai yadnya dan bhakti kepada Ida sang Hyang Widhi. Jika hal itu sudah dilakukan maka Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita. Apa yang seharusnya kita butuhkan pasti akan terpenuhi, sebagaimana wahyu Beliau dalam Kitab Bhagawad Gita Bab IX Sloka 22 :
Mereka yang memuja-Ku dan hanya bermeditasi kepada-Ku saja, kepada mereka yang senantiasa gigih demikian itu, akan Aku bawakan segala apa yang belum dimilikinya dan akan menjaga yang sudah dimilikinya.
*       Pelaksana Karmaphala
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa wujud karmaphala bisa berbentuk fisik bisa juga berbentuk psikis. Jika karma seseorang harus diterima setelah meninggal dunia maka atmannya akan menuju sorga atau neraka. Tetapi bagaimana bentuk pahala dari karma yang harus dinikmati pada kehidupan ini?
Tentu saja akibat karma akan dirasakan oleh seseorang melalui interaksi dengan lingkungan, baik alam maupun sesama manusia. Pahala karma bisa saja dirasakan melalui tangan manusia, binatang, tumbuhan, serta bisa juga dari alam. Sehingga manusia disamping akan menerima pahala atas karmanya, tetapi juga sebagai alat untuk membalas karma orang lain.
Contoh sederhana mungkin suatu ketika kita menerima bantuan dari orang lain dimana pada waktu tersebut kita benar-benar memerlukan pertolongan tersebut. Kejadian ini buakanlah suatu kebetulan. Itu adalah hasil karma kita yang mungkin kita sudah lupa kapan melakukannya, sehingga disaat yang tepat kita akan menerimanya. Dalam peristiwa tersebut yang menjadi alat Tuhan untuk menyampaikan pahala atas karma tersebut adalah manusia ( orang lain).
Meskipun manusia adalah alat pembalas karma, bukan berarti dia terbebas atas karma yang diperbuatnya itu tetapi pahala akan selalu mengikuti karma yang dilakukannya.
Misalkan Andi menolong Budi yang terjatuh dari sepeda motor. Dalam peristiwa tersebut Budi menerima pahala dalam bentuk pertolongan dari Andi, pahala tersebut mungkin saja atas kebaikan Budi di waktu lalu Dalam kasus ini Andi adalah sebagai alat pembalas karma perbuatan Budi di masa lalu. Meskipun Andi sebagai alat , atas perbuatannya menolong budi dia juga akan mendapat pahala atas karma tersebut.
Jadi setiap peristiwa karma yang melibatkan lebih dari satu orang maka dalam peristiwa tersebut ada dua jenis proses karma yang terjadi yaitu ada pihak yang menerima hasil karmanya dan ada orang yang yang berkarma dimana hasilnya belum diketahui kapan akan diterima.
Demikian pula alam bisa saja sebagai alat pembalas karma. Bencana alam bukanlah hukuman Tuhan, tetapi semua itu akibat perbuatan manusia sendiri.



Kesimpulannya :
*       Pahala atas karma seseorang dapat diterima di alam niskala ( sorga atau neraka ) juga bisa dinikmati pada saat hidup.
*       Pahala karma di dunia bisa diterima melalui tangan manusia atau alam lingkungan.
*       Setiap peristiwa karma yang melibatkan lebih dari satu manusia maka akan ada pihak penerima pahala atas karmanya dan ada pihak sebagai pembalas karma sekaligus pelaku karma untuk dirinya.
*       Setiap karma yang terjadi akan menjadi penyebab untuk karma-karma berikutnya.
*       Dalam rangka meningkatkan karma baik maka pada saat berdoa mohonlah agar kita senantiasa menjadi alat pembalas karma yang baik.

link ke https://drive.google.com/open?id=0BwVLsfJfIetibmRvcF8xcm5xblV1eU5oSENZUWhNVEVfMnJz


Kamis, 25 Juni 2015

Materi Pertemuan 2

 GARIS SINGGUNG LINGKARAN


Sebelum menentukan persamaan garis singgung lingkaran, ada baiknya kita mengingat kembali mengenai sifat-sifat garis singgung lingkaran. Garis singgung lingkaran merupakan garis yang menyinggung suatu lingkaran. Kata kunci dari definisi tersebut adalah “menyinggung”. Apabila suatu garis menyinggung lingkaran, maka garis tersebut tepat melalui satu titik pada lingkaran. Perhatikan beberapa kedudukan garis terhadap lingkaran berikut.


Kedudukan Garis
Berdasarkan gambar di atas, kita dapat melihat bahwa garis k tidak memotong lingkaran O, garis l menyinggung lingkaran O di titik A, dan garis m memotong lingkaran O di titik-titik B dan C. Karena suatu garis singgung tepat melalui satu titik pada lingkaran (misalkan titik A), maka garis singgung tersebut akan tegak lurus dengan jari-jari lingkaran yang menghubungkan titik A dengan titik pusat lingkaran. Sifat dari garis singgung tersebut dapat digunakan untuk menentukan persamaan garis singgung lingkaran.

1. Menentukan Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Pada bagian ini kita akan menentukan persamaan garis singgung yang melalui titik A(x1, y1) pada lingkaran yang memiliki persamaan x2 + y2 = r2, yaitu lingkaran yang berpusat di titik (0, 0) dan berjari-jari r. Perhatikan ilustrasi berikut.



Lingkaran O

Misalkan kita akan menentukan persamaan garis g yang melalui titik A(x1, y1), yaitu titik pada lingkaran x2 + y2 = r2. Karena titik A(x1, y1) terletak pada lingkaran x2 + y2 = r2 maka,
Persamaan I
Selanjutnya kita buat ruas garis OA, yaitu ruas garis yang memiliki ujung-ujung di titik O (pusat lingkaran) dan titik A. Sehingga gradien dari ruas garis tersebut adalah
Gradien OA
Karena garis g tegak lurus dengan ruas garis OA, maka
Gradien g
Karena garis g melalui titik A(x1, y1) dan bergradien mg = –x1/y1, maka persamaan garis g dapat ditentukan sebagai berikut.
Persamaan II
Dengan mensubstitusi persamaan (1) ke persamaan (2) diperoleh x1x + y1y = r2. Sehingga, persamaan garis singgung yang melalui satu titik pada lingkaran x2 + y2 = r2 dapat disimpulkan sebagai berikut.
Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Persamaan garis singgung yang melalui titik A(x1, y1) pada lingkaran x2 + y2 = r2 adalah x1x + y1y = r2.
Untuk lebih memahami mengenai persamaan garis singgung lingkaran, perhatikan contoh berikut.
Contoh: Menentukan Persamaan Garis Singgung
Tentukan persamaan garis singgung yang melalui titik (2, –3) pada lingkaran x2 + y2 = 13.
Pembahasan Dengan (x1, y1) = =(2, –3) dan x2 + y2 = 13, kita mendapatkan x1 = 2, y1 = –3, dan r2 = 13. Sehingga persamaan garis singgung tersebut adalah
Contoh

2. Sifat-sifat garis singgung lingkaran

a) Garis singgung lingkaran tegak lurus pada diameter lingkaran yang melalui titik singgungnya.


b) Melalui suatu titik pada lingkaran hanya dapat dibuat satu dan hanya satu garis singgung pada lingkaran tersebut.

Garis p bukan garis singgung lingkaran O. Garis n merupakan garis singgung lingkaran O .

c) Melalui suatu titik di luar lingkaran dapat dibuat dua garis singgung pada lingkaran tersebut.


d) Jika P di luar lingkaran maka jarak P ke titik-titik singgungnya adalah sama.

3. Menentukan panjang garis singgung dari suatu titik di luar lingkaran



AB adalah garis singgung lingkaran O , AB tegaklurus OB , OB adalah jari-jari lingkaran. Panjang AB ditentukan dengan menggunakan dalil Pythagoras.
Contoh Soal :
Diketahui sebuah lingkaran dengan pusat di O dan panjang jari-jari 7cm. Garis AB adalah garis singgung lingkaran yang ditarik dari titik A di luar lingkaran. Jika panjang OA 15cm , panjang AB ...cm


3. Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran

a. Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Diketahui dua lingkaran L1 dan L2 berpusat di P dan Q, dan panjang jari-jari R dan r.


AB adalah garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran L1 dan L2. Panjang PQ = p , panjang AB = d.

Cara menentukan panjang AB sebagai berikut.
- Buatlah garis SQ yang sejajar AB dan sama panjang, sehingga terbentuk segitiga siku-siku PQS .
- Panjang AB SQ , tetapkan panjang SQ dengan dalil Pythagoras.


Contoh:
Dua lingkaran dengan panjang jari-jari 7 cm dan 3 cm, jarak antara dua titik pusat adalah 26 cm. Panjang garis singgung persekutuan dalam adalah … cm.
A. 24
B. 20
C. 18
D. 16
E. 12

Jadi, Panjang garis singgung persekutuan dalam adalah 24 cm.
Jawab : A

b. Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Diketahui dua lingkaran L1dan L2 berpusat di P dan Q, dan panjang jari-jari R dan r .

AB adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran L1 dan L2. Panjang PQ = p, panjang AB = d.
Cara menentukan panjang AB sebagai berikut :
- Buatlah garis SQ yang sejajar AB dan sama panjang, sehingga terbentuk segitiga siku-siku PQS.
- Panjang AB = SQ, tetapkan panjang SQ dengan dalil Pythagoras


Contoh:
Dua lingkaran dengan panjang jari-jari 8 cm dan 3 cm, jarak antara dua titik pusat
adalah 13 cm. Panjang garis singgung persekutuan luar adalah … cm.
A. 15
B. 12
C. 10
D. 9
E. 7


Materi pertemuan 1

  LINGKARAN
Siapa yang tidak tahu ban mobil dan uang logam? Itu merupakan barang-barang yang mudah Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh benda berbentuk lingkaran

Ban mobil dan uang logam merupakan contoh benda-benda yang memiliki bentuk dasar lingkaran. Secara geometris, benda-benda tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar (a).


Perhatikan Gambar (b) dengan saksama. Misalkan A, B, C merupakan tiga titik sebarang pada lingkaran yang berpusat di O. Dapat dilihat bahwa ketiga titik tersebut memiliki jarak yang sama terhadap titik O. Dengan demikian, lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang membentuk lengkungan tertutup, di mana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Titik tertentu itu disebut sebagai titik pusat lingkaran. Pada Gambar (b) , jarak OA, OB, dan OC disebut jari-jari lingkaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut jari-jari lingkaran dan titik tertentu disebut pusat lingkaran. Garis lengkung tersebut kedua ujungnya saling bertemu membentuk keliling lingkaran dan daerah lingkaran (luas lingkaran).
Rumus keliling dan luas lingkaran sebenarnya sudah diajarkan sejak kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun saya akui memang rumus yang satu ini memang yang paling sering terlupakan oleh saya dan mungkin juga anda. Entah kenapa mungkin karena rumus ini memang jarang saya gunakan mungkin ya, hehe.

Pada dasarnya antara rumus keliling dan luas lingkaran memang hampir mirip jika diperhatikan sekilas saja. Terkadang malah membuat kita sering terbalik memahami mana yang merupakan rumus kelilingnya dan mana yang merupakan rumus luasnya. Hal ini sering dialami oleh kebanyakan orang jika mereka tidak memperhatikan rumusnya secara seksama, mungkin anda juga begitu?

Baiklah mari kita mulai pembahasan kita pada kali ini. Pembahsan akan saya mulai dari rumus keliling lingkaran.


rumus keliling dan luas lingkaran


Rumus Keliling Lingkaran

Rumus umumnya yaitu
Keliling = π x d
Denan keterangan sebagai berikut :
π = phi = 3,14 atau 22/7
d = diameter
Dikarenakan diameter (d) = 2 kali jari-jari (r) maka rumusnya bisa juga menjadi seperti berikut :
Keliling = π x 2 r
Atau biasa kita gunakan
Keliling = 2 π r

Baik, mari kita lanjut pada pembahasan rumus luasnya.

Rumus Luas Lingkaran

Luas = π r2
Dengan keterangan sebagai berikut :
π = phi = 3,14 atau 22/7
r = jari-jari lingkaran

Contoh soal :


1. Diketahui sebuah roda memiliki diameter 28 cm. Tentukan luas dan kelilingnya.
Pembahasan
Karena soal ini sangat jelas untuk dikerjakan maka anda tinggal memasukkan saja diameternya kedalam rumus luas dan kelilingnya.
Luas = π r2
Luas = 22/7 x 14 cm x 14 cm
Luas = 616 cm2
Nah lanjut mencari kelilingnya.
Keliling = 2 π r
Keliling = 2 x 22/7 x 14 cm
Keliling = 88 cm.

2. Andi ingin membuat sebuah gerobak. Dia membutuhkan setidaknya 4 roda agar gerobak itu bisa berjalan dengan sempurna. Total keliling keempat rodanya adalah 264 cm. Hitunglah berapa diameter masing-masing roda tersebut.
Pembahasan
Diketahui bahwa gerobak tersebut memiliki 4 roda.
Total keliling keempat rodanya adalah 264 cm.
Nah yang harus kita lakukan pertama kali ialah mencari total keempat diameternya dulu.
Keliling = π d
264 cm = 22/7 x d
22/7 x d = 264 cm,
diameter keempat roda = 84 cm
Diameter masing-masing roda = 1764/4
Diameter masing-masing roda = 21 cm